PWM Jawa Tengah - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Jawa Tengah
.: Home > Berita > Konsep Pendidikan dan Perkaderan dalam Keluarga ala Musman Thalib

Homepage

Konsep Pendidikan dan Perkaderan dalam Keluarga ala Musman Thalib

Rabu, 14-08-2012
Dibaca: 2312

Kesuksesan KH. Drs. Musman Thalib, M. Ag menjalankan amanah sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah diikuti oleh Sang Istri, Dra. Siti Taqiyah Musman, sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah,serta putranya, Naibul Umam, M. Si, sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, mengundang daya tarik tersendiri.


Dapat dikatakan bahwa konsep kepemimpinan Musman Thalib juga dibawanya dalam melakukan pendidikan dalam keluarganya, hingga sang istri dan anak dapat mengikuti pola kembang kariernya. Sang istri Siti Taqiyah Musman pun tak lelah mendampingi sang suami, serta mengabdi dan memimpin organisasi Aisyiyah yang tidak mudah. Sang anak pun membawa karakter kuat dalam menjalankan organisasinya di Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, bahkan pada Musyawarah Wilayah Pemuda Muhammadiyah yang lalu, Naibul Umum, menjadi salah satu calon kuat untuk memimpin organisasi Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah.


Melalui tim website Muhammadiyah Jawa Tengah, Musman menuturkan rahasianya dalam mendidik putra-putrinya dalam keluarga. Musman mengaku tertarik dengan kisah Nabi Ibrahim yang mampu mendidik putra-putranya dengan baik, serta do'a-do'anya yang manjur.


Musman bercerita tentang kisah Nabi Ibrahim yang dapat menegakkan shalat kepada anak cucunya, kemudian kisah Nabi Ibrahim yang dapat mengatasi godaan setan yang datang dari istri dan anaknya, hingga anak-anak Nabi Ibrahim pun berhasil menjadi Nabi. Dari kisah-kisah tersebut, Musman mengaku mempunyai keinginan agar mendapatkan anugerah seperti Nabi Ibrahim.


Oleh karena itu pula, Musman Thalib sering berdo'a layaknya do'a-do'a Nabi Ibrahim di dalam Al Qur'an. Do'a-do'a tersebut yang menginspirasinya dalam mendidik keluarga dan putra-putrinya hingga menjadi seperti sekarang ini, bahkan hingga mendidik cucu-cucunya.


Konsep-konsep kisah Nabi Ibrahim tersebut diajarkan kepada putra-putrinya pada kehidupan sehari-hari melalui pembiasaan dan contoh dari orang tua. Pembiasaan tersebut juga diajarkan hingga ke cucu-cucunya sekarang ini.


Inspirasi kisah Nabi Ibrahim benar-benar kuat mengakar dalam benak KH Musman Thalib, hingga dirinya mengaku sampai dua kali mengunjungi makam Nabi Ibrahim.


KH Musman Thalib mengaku sejak kecil dirinya diharapkan menjadi seorang kyai. Dirinya pun melanjutkan studi di pondok pesantren, hingga masuk di jajaran Departemen Agama.

Menurut Musman, kuburan Nabi Ibrahim di Hebron, dibangun masjid yang dibagi menjadi dua, yaitu untuk orang Yahudi dan orang Muslim. Hal tersebut juga membuktikan bahwa Nabi Ibrahim menjadi sosok penting bagi orang Yahudi. "Orang Yahudi menganggap Nabi Ibrahim sebagai Kakeknya", tutur Musman. Nabi Ibrahim, menurut Musman, adalah sosok Islam yang khanif, hingga cucunya, Nabi Yusuf pun ingin dikubur bersama makam kakeknya tersebut. (Fakhrudin)


Tags: Pendidikan
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Muhammadiyah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website