PWM Jawa Tengah - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Jawa Tengah
.: Home > Profil

Homepage

Profil

Nama Organisasi : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

SK Pendirian       : SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor : K.01/W/1966, tertanggal 1 Februari 1966

Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang mengemban misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, berasaskan Islam, bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah, dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah sesuai jatidirinya senantiasa istiqamah untuk menunjukkan komitmen yang tinggi dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan sebagai wujud ikhtiar menyebarluaskan Islam yang bercorak rahmatan lil-‘alamin. Misi kerisalahan dan kerahmatan yang diemban Muhammadiyah tersebut secara nyata diwujudkan melalui berbagai kiprahnya dalam pengembangan amal usaha, program, dan kegiatan yang sebesar-besarnya membawa pada kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.

Muhammadiyah merupakan sebuah persyarikatan dengan sistem jam’iyah (organisasi), jama’ah dan imamah dalam mewujudkan gerakan dan mencapai tujuannya. Dakwah amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah kepada perorangan yang sudah Islam bersifat pembaharuan, yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli-murni, kembali kepada Alquran dan sunnah, bersih dari syirik, bid’ah dan khurafat, sedangkan kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk Islam. Dakwah amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah kepada masyarakat bersifat perbaikan (islah), pemberdayaan, bimbingan dan peringatan.

Muhammadiyah dalam melakukan kiprahnya di berbagai bidang kehidupan untuk kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan dilandasi oleh keyakinan dan pemahaman keagamaan bahwa Islam sebagai ajaran yang membawa misi kebenaran Ilahiah harus didakwahkan sehingga menjadi rahmatan lil-‘alamin di muka bumi ini. Bahwa Islam sebagai Wahyu Allah yang dibawa para Rasul hingga Rasul akhir zaman Muhammad SAW., adalah ajaran yang mengandung hidayah, penyerahan diri, rahmat, kemaslahatan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup umat manusia di dunia dan akhirat. Keyakinan dan paham Islam yang fundamental itu diaktualisasikan oleh Muhammadiyah dalam bentuk gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk kemaslahatan hidup seluruh umat manusia.
Misi dakwah Muhammadiyah yang mendasar itu merupakan perwujudan dari semangat awal Persyarikatan ini sejak didirikannya yang dijiwai oleh pesan Allah dalam Al-Quran Surat Ali-Imran 104, yang artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. Kewajiban dan panggilan dakwah yang luhur itu menjadi komitmen utama Muhammadiyah sebagai ikhtiar untuk menjadi kekuatan Khaira Ummah sekaligus dalam membangun masyarakat Islam yang ideal seperti itu sebagaimana pesan Allah dalam Al-Quran Surat Ali-Imran ayat 110, yang artinya: ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”. Dengan merujuk pada Firman Allah dalam Al-Quran Surat Ali Imran 104 dan 110, Muhammadiyah menyebarluaskan ajaran Islam yang komprehensif dan multiaspek itu melalui dakwah untuk mengajak pada kebaikan (Islam), al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar (mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar), sehingga umat manusia memperoleh keberuntungan lahir dan batin dalam kehidupan ini. Dakwah yang demikian mengandung makna bahwa Islam sebagai ajaran selalu bersifat tranformasional, yakni dakwah yang membawa perubahan yang bersifat kemajuan, kebaikan, kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai keutamaan lainnya untuk kemaslahatan serta keselamatan hidup umat manusia tanpa membeda-bedakan ras, suku, golongan, agama, dan lain-lain.

Dalam pandangan Muhammadiyah, bahwa masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang menjadi tujuan gerakan merupakan wujud aktualisasi ajaran Islam dalam struktur kehidupan kolektif manusia yang memiliki corak masyarakat tengahan (ummatan wasatha) yang berkemajuan baik dalam wujud sistem nilai sosial-budaya, sistem sosial, dan lingkungan fisik yang dibangunnya. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang memiliki keseimbangan antara kehidupan lahiriah dan batiniah, rasionalitas dan spiritualitas, aqidah dan muamalat, individual dan sosial, duniawi dan ukhrawi, sekaligus menampilkan corak masyarakat yang mengamalkan nilai-nilai keadilan, kejujuran, kesejahteraan, kerjasama, kerjakeras, kedisiplinan, dan keunggulan dalam segala lapangan kehidupan. Dalam menghadapi dinamika kehidupan, masyarakat Islam semacam itu selalu bersedia bekerjasama dan berlomba-lomba dalam segala kebaikan di tengah persaingan pasar-bebas di segala lapangan kehidupan dalam semangat ”berjuang menghadapi tantangan” (al-jihad li al-muwajjahat) lebih dari sekadar ”berjuang melawan musuh” (al-jihad li al-mu’aradhah). Masyarakat Islam yang dicita-citakan Muhammadiyah memiliki kesamaan karakter dengan masyarakat madani, yaitu masyarakat kewargaan (civil-society) yang memiliki keyakinan yang dijiwai nilai-nilai Ilahiah, demokratis, berkeadilan, otonom, berkemajuan, dan berakhlak-mulia (al-akhlaq al-karimah). Masyarakat Islam yang semacam itu berperan sebagai syuhada ‘ala al-nas di tengah berbagai pergumulan hidup masyarakat dunia. Karena itu, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang bercorak ”madaniyah” tersebut senantiasa menjadi masyarakat yang serba unggul atau utama (khaira ummah) dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Keunggulan kualitas tersebut ditunjukkan oleh kemampuan penguasaan atas nilai-nilai dasar dan kemajuan dalam kebudayaan dan peradaban umat manusia, yaitu nilai-nilai ruhani (spiritualitas), nilai-nilai pengetahuan (ilmu pengetahuan dan teknologi), nilai-nilai materi (ekonomi), nilai-nilai kekuasaan (politik), nilai-nilai keindahan (kesenian), nilai-nilai normatif berperilaku (hukum), dan nilai-nilai kemasyarakatan (budaya) yang lebih berkualitas. Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya bahkan senantiasa memiliki kepedulian tinggi terhadap kelangsungan ekologis (lingkungan hidup) dan kualitas martabat hidup manusia baik laki-laki maupun perempuan dalam relasi-relasi yang menjunjungtinggi kemaslahatan, keadilan, dan serba kebajikan hidup. Masyarakat Islam yang demikian juga senantiasa menjauhkan diri dari perilaku yang membawa pada kerusakan (fasad fi al-ardh), kedhaliman, dan hal-hal lain yang bersifat menghancurkan kehidupan.

Di Jawa Tengah, Muhammadiyah telah banyak mendirikan taman kanak-kanak, sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, balai pengobatan, rumah yatim piatu, usaha ekonomi, penerbitan, dan amal usaha lainnya. Muhammadiyah juga membangun masjid, mushalla, melakukan langkah-langkah dakwah dalam berbagai bentuk kegiatan pembinaan umat yang meluas di seluruh pelosok Tanah Air. Tercatat, Muhammadiyah Jawa Tengah mempunyai 28 rumah sakit, 97 poliklinik/rumah bersalin/balai pengobatan, lima universitas Muhammadiyah, delapan sekolah tinggi Muhammadiyah, dua politeknik Muhammadiyah dan dua akademi Muhammadiyah. Untuk tingkat sekolah, Muhammadiyah Jawa Tengah mempunyai 182 SD, 438 MI, 279 SMP, 109 MTs, 110 SMA, 18 MA dan 131 SMK. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah juga mempunyai 37 pondok pesantren, 88 panti asuhan, 152 amal usaha ekonomi dan 54 kelompok seni budaya.

Muhammadiyah mempunyai hirarki kepemimpinan yang rapi dari ranting sampai dengan pusat. Muhammadiyah Jawa Tengah mempunyai 35 pimpinan daerah Muhammadiyah yang tersebar di seluruh kota/kabupaten di Jawa Tengah. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah juga mempunyai 518 pimpinan cabang Muhammadiyah dari 563 kecamatan di Jawa Tengah dan 3.679 pimpinan ranting Muhammadiyah dari 8.553 desa/kelurahan di Jawa Tengah.

Muhammadiyah tidak pernah berhenti melakukan peran-peran kebangsaan dan peran-peran kemanusiaannya dalam dinamika nasional dan global. Kiprah Muhammadiyah tersebut menunjukkan bukti nyata kepada masyarakat bahwa misi gerakan Islam yang diembannya bersifat amaliah untuk kemajuan dan pencerahan yang membawa pada kemaslahatan masyarakat yang seluas-luasnya. Muhammadiyah Jawa Tengah telah berhasil bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam pengelolaan Mobil Klinik dan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Dari kerjasama tersebut, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah memperoleh bantuan tiga mobil klinik dari Departemen Kesehatan dan 66 Poskestren dikelola melalui jaringan kerjasama tersebut. Selain itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah juga memperoleh program “Motor Pintar” sebanyak dua unit dari persatuan istri para menteri kabinet Indonesia bersatu. Sedang dalam pergaulan internasional dan dunia Islam, Muhammadiyah Jawa Tengah juga berhasil melakukan kerjasama dengan kedutaan besar Australia dalam melakukan rehabilitasi beberapa sekolah Muhammadiyah yang rusak akibat bencana gempa bumi di Klaten.

Peran kemanusiaan Muhammadiyah Jawa Tengah juga terlihat dalam penanganan beberapa bancana alam di berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti banjir sungai bengawan solo dan “pagebluk” di Kabupaten Magelang yang merenggut beberapa korban jiwa. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah melalui Muhammadiyah Medical Center (MMC) juga membantu penanganan akibat gempa bumi di Sumatra Barat bersama tim RS. PKU Gombong, RSI Muhammadiyah Kendal dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Muhammadiyah Jawa Tengah melalui MDMC juga membantu korban bencana di Cilacap yang terlanda bencana gempa di Tasikmalaya, kemudian menyalurkan 1000 paket lebaran dari Mantan Wakil Presiden, H.M Jusuf Kalla, ke Cilacap dan Blora serta kaum dhua’fa di sekitar Gedung Muhammadiyah Jawa Tengah. Muhammadiyah Jawa Tengah juga melakukan bantuan kemanusiaan dan pendampingan kepada keluarga korban pembunuhan di Semarang, pendampingan dan pencerahan kepada Persatuan Waria Semarang (Perwaris) dan preman-preman di kecamatan Ambarawa, Semarang. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah juga melakukan pemberdayaan masyarakat seperti pembentukan PKBM dan Taman Baca Masyarakat, Pemberantasan Buta Aksara, kejar paket C bagi pembantu rumah tangga dan buruh pabrik, kejar paket B bagi anak nelayan, pelatihan bengkel motor bagi anak jalanan, diklat guru PAUD non formal, lifeskill pembuatan kepiting lemburi, pembuatan tahu bagi anak jalanan, kursus keterampilan menjahit bagi PSK di Demak dan bantuan pendampingan pengurusan ASKESKIN.

Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah Jawa Tengah telah melakukan pengembangan kapasitas guru di sekolah Muhammadiyah, membentuk sekolah-sekolah unggulan Muhammadiyah di Jawa Tengah dan sebagainya.

Peran-peran sebagai wujud aktualisasi gerakan dakwah dan tajdid juga dikembangkan Muhammadiyah dalam menjalankan peran politik kebangsaan guna mewujudkan reformasi nasional dan mengawal perjalanan bangsa tanpa terjebak pada politik-praktik (politik kepartaian). Dengan bingkai Khittah Ujung Pandang tahun 1971 dan Khittah Denpasar tahun 2002, Muhammadiyah secara proaktif menjalankan peran dalam pemberantasan korupsi, penegakan supremasi hukum, memasyarakatkan etika berpolitik, pengembangan sumber daya manusia, penyelamatan lingkungan hidup dan sumber daya alam, memperkokoh integrasi nasional, membangun karakter dan moral bangsa, serta peran-peran kebangsaan lainnya yang bersifat pencerahan. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun. Muhammadiyah juga akan terus menjalankan peran dan langkah-langkah sistematik dalam mengembangkan kehidupan masyarakat madani (civil society) melalui aksi-aksi dakwah kultural yang mengarah pada pembentukan masyarakat Indonesia yang demokratis, otonom, berkeadilan, dan berakhlak mulia.


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website