PWM Jawa Tengah - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Jawa Tengah
.: Home > Berita > Tafsir: "Muhammadiyah harus lebih terbuka dan Dakwah yang dilakukan harus menyentuh akar rumput

Homepage

Tafsir: "Muhammadiyah harus lebih terbuka dan Dakwah yang dilakukan harus menyentuh akar rumput

Rabu, 14-08-2012
Dibaca: 1931

Saat awal didirikan, persyarikatan Muhammadiyah mengusung gerakan tajdid atau pembaruan. Gerakan yang diusung KH Ahmad Dahlan itu juga mengusung purifikasi atau pemurnian akidah, dengan jargon memberantas TBC (taqlid, bid'ah dan churafat). Berpuluh tahun berlalu, gerakan Muhammadiyah kini justru dianggap stagnan, dan lebih berkutat pada rutinitas administratif.


Setidaknya, begitulah yang dirasakan salah satu kader Muhammadiyah, Drs. Tafsir, M. Ag, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. Kegelisahan itu memunculkan ide bagi Tafsir untuk membukukan gagasannya tentang gerakan lain bagi warga Muhammadiyah.


"Dulu Muhammadiyah sangat tidak sepakat pada taqlid buta. Gerakan yang diusung pun adalah gerakan pembaruan. Namun kini, saat banyak anak muda Muhammadiyah memiliki gagasan-gagasan baru, justru dianggap melenceng dan sering dihakimi dengan berbagai stigma negatif," ujar Tafsir.


Menurut Tafsir, dibandingkan dengan Nahdhatul Ulama (NU), kini Muhammadiyah lebih tertutup. NU kini telah memodernisasi diri dan lebih terbuka. Banyak kader NU yang berani memunculkan ide-ide dan gagasan baru, meski NU dulu dianggap kolot dan tradisionalis.


Bahkan, menurut Tasfir Muhammadiyah kini kalah populer dengan gerakan organisasi lain, seperti PKS, yang cenderung kreatif. "Sekarang, Muhammadiyah harus lebih terbuka. Dakwah yang dilakukan harus menyentuh kepada akar rumput dan tak mengesampingkan tradisi yang ada", kata Dosen IAIN Walisongo tersebut.


Dulu, kata Tafsir, Hindu dapat mengakar di tanah Jawa karena membaur dan mempertahankan tradisi akar rumput. "Kita bisa melakukan hal yang sama, melakukan dakwah kultural ke akar rumput, namun tetap menghindari hal yang menyimpang dari akidah", tutur Tafsir.


Bukan kali pertama, Tafsir melontarkan kritik-kritik lewat tulisan atas organisasi yang membesarkannya itu. Tafsir juga pernah mengkritik amal usaha Muhammadiyah dalam artikel berjudul "Mengembalikan Kulturalisme Muhammadiyah". Dia juga melontarkan kritik yang sama dalam artikel berjudul "Amal Usaha Muhammadiyah: Berkah atau Fitnah?". (Fakhrudin/sumber: warta Jateng)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Persyarikatan



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website