PWM Jawa Tengah - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Jawa Tengah
.: Home > Berita > Hikmah Perbedaan Puasa

Homepage

Hikmah Perbedaan Puasa

Minggu, 29-07-2012
Dibaca: 2418

Oleh: Abdul Mu’ti (Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

PUASA  adalah ibadah persatuan. Umat Islam di seluruh dunia mulai menunaikan ibadah puasa pada tanggal 1 Ramadan dan merayakan Idul Fitri pada 1 Syawal. 
Jadi, secara substansi ibadah tidak ada perbedaan di antara umat Islam. Hal ini karena seluruh umat Islam melaksanakan ibadah puasa berdasarkan Alquran dan sunah Rasulullah.
Selain firman Allah dalam surat Al-Baqarah (2): 183, umat Islam juga merujuk hadis Rasulullah yang sangat populer: ’’Berpuasalah kamu ketika melihat hilal dan berharirayalah ketika melihat hilal.’’
Walaupun demikian, di antara  umat Islam  terdapat perbedaan dalam memahami pengertian ’’melihat’’ dan bagaimana cara melihat hilal (bulan baru). Perbedaan inilah yang menyebabkan mengapa umat Islam memulai dan mengakhiri puasa Ramadan pada hari yang berbeda. Perbedaan penafsiran dan metode tersebut bukanlah masalah usul (pokok), tetapi berada di wilayah furu’ (cabang) atau ijtihad. Perbedaan dalam wilayah furu’ adalah khilafiah yang tidak terhindarkan dan bukan sesuatu yang menyimpang.
Menurut Yusuf Qardhawi (1990: 59-92), perbedaan dalam masalah furu’ adalah suatu kemestian (dlarurat), kerahmatan, dan keleluasaan ajaran Islam. Imam as-Suyuthi di dalam Jamiíu al-Shaghir meriwayatkan sebuah hadis yang masyhur: ’’Ikhtilaf di kalangan umat ku adalah rahmat.’’ Hadis tersebut tidak memiliki sanad yang jelas, tetapi secara maknawi, Qardhawi menilainya sahih.
Perbedaan permulaan dan akhir Ramadan bukanlah hal yang baru. Sejak zaman Nabi Muhammad dan para sahabat, perbedaan dalam melihat hilal beberapa kali terjadi. Sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dari Abu al-Bakhtari, suatu ketika rombongan sahabat berangkat menunaikan ibadah umrah. Ketika sampai di Lembah Nakhbah, rombongan berhenti untuk melihat hilal. Ketika melihat hilal, sebagian berpendapat ’’itu tanggal tiga’’.
Sebagian lainnya mengatakan ’’itu tanggal dua’’. Setelah bertemu dengan Ibnu Abbas r.a, Abu al-Bakhtari menyampaikan perbedaan di antara para sahabat. ’’Sesungguhnya kami telah melihat hilal. Sebagian di antara kami ada yang mengatakan itu tanggal tiga, dan sebagian (lagi) mengatakan itu tanggal dua.’’ Ibnu Abbas bertanya kepada mereka: ’’Kapan kalian melihatnya?’’ Kami menjawab: ’’Pada malam ini dan malam ini.’’ Kemudian Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: ’’Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan peredaran tanggal itu agar dapat dilihat. Jadi tanggal tersebut adalah untuk suatu malam di mana kalian melihatnya.’’ (Sahih Muslim, III: 127).
Riwayat Imam Muslim tersebut memiliki dua makna. Pertama, tidak adanya pemutlakan kebenaran suatu pendapat. Secara implisit, bahkan dapat disimpulkan bahwa kedua pendapat adalah sama benarnya. Kedua, agar umat Islam melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Atas dasar prinsip inilah persatuan dan kerukunan di antara para sahabat dapat terbina dengan baik.
Tahun 1433 H ini, umat Islam memulai puasa Ramadan pada hari yang berbeda. Sebagian memulai pada 1 Ramadan/20 Juli 2012. Sebagian lainnya memulai pada 1 Ramadan/21 Juli 2012. Perbedaan awal Ramadan memang lebih jarang terjadi dibandingkan dengan perbedaan Idul Fitri. Sebagaimana teladan para sahabat Nabi, yang penting bagi kita sekarang bukanlah memperdebatkan siapa yang benar, apalagi merasa diri paling benar. Kebenaran yang sejati ada di Tangan Allah, Yang Maha Mengetahui. Yang perlu kita usahakan bukanlah meniadakan perbedaan. Merujuk pendapat Qardhawi, menyeragamkan pemahaman dan keyakinan beragama hanyalah usaha yang sia-sia belaka. Yang lebih penting adalah membangun sikap terbuka dan toleransi. Perbedaan adalah kekayaan. Jika perbedaan dibesar-besarkan, yang terjadi adalah perpecahan yang tidak hanya merugikan bahkan bisa menghancurkan umat Islam.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan. Semoga kita menjadi manusia yang bertakwa.
(Artikel ini juga dimuat di harian suara merdeka)


Tags: Muhammadiyah
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Ramadhan, Persyarikatan, Tokoh



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website